Web Hosting
Supaya website kita bisa diakses oleh umum, file-filenya harus disimpan di dalam web server. Web server ini bisa kita sewa di perusahaan penyedia layanan web hosting. Mau hosting luar atau dalam negeri nggak masalah, sesuaikan bujet dan jarak dengan target audiens/pengunjungnya saja. Kalo audiensnya banyak di luar negeri, lebih baik pakai server di luar negeri. Sebaliknya, kalo audiensnya domestik pakai layanan dalam negeri atau minimal di negara tetangga.
Saya sendiri lebih sering pakai hosting luar negeri yang punya data center di Singapura karena layanan hosting di luar negeri umumnya lebih murah daripada yang dalam negeri dengan fitur yang lebih lengkap. Selain provider cloud/VPS semacam DigitalOcean & Vultr, saya juga pakai hostingan konvensional yang murah meriah seperti ShockHosting & StableHost. Dengan biaya sekitar 50 ribuan per bulan saya sudah dapat akses terminal (SSH) dan bisa jalanin server NodeJS selain aplikasi yang standar seperti Wordpress. Di salah satu provider lokal yang pernah saya pakai, saya sewa paket yang per bulannya lebih dari 100 ribu untuk bisa jalanin server NodeJS.
Jadi pertimbangan saya untuk memilih web hosting kurang lebih:
- Harga
- Lokasi data center
- Akses SSH
- Speknya cukup untuk aplikasi yang mau saya taruh di situ
Untuk keperluan aplikasi yang agak berat baru saya pertimbangkan pakai cloud atau sewa VPS yang speknya lebih tinggi daripada hostingan biasa. Kalo cuma untuk belajar atau bikin prototipe aplikasi sederhana skala kecil, bisa pakai paket hosting gratisan di provider-provider ini:
Dalam web-book ini nanti kita bahas juga cara upload / deployment ke beberapa hosting gratisan itu.